Sabtu, 12 Desember 2009

Ayam Pengemis, Dari Jalanan Menuju Istana

Kamis, 10 April 2008 | 15:35 WIB

dari www.kompas.com

Setiap makanan punya cerita. Seperti Ayam Pengemis, yang saya santap minggu lalu di Shang Palace, Shangri-la, Jakarta. Makanan khas tradisional dari China ini adalah menu baru yang disajikan di restoran oriental itu.

Ayam pengemis atau Beggar's Chicken adalah ayam yang sarat dengan rempah-rempah China. Cara pembuatannya juga melalui proses yang cukup panjang. Setelah direndam dalam aneka bumbu tadi, ayam lalu dibungkus dengan plastik (untuk menjaga kuah tetap terjaga), kemudian dibungkus dengan daun teratai utuh dan dilapisi lagi dengan aluunium foil.

KOMPAS.COM/ANGELINA
Ayam Pengemis, dalam balutan adonan roti yang dipanggang selama 2 jam


Setelah itu, ayam dimasukkan dalam adonan roti keras yang dibuat khusus lalu dipanggang selama dua jam, agar bumbu meresap hingga ke dagingnya dan juga agar tulang-tulang ayam ikut melunak.

Siang itu, ayam disajikan dengan cantik, tidak seperti pengemis. Tetapi dalam adonan roti yang berbentuk ayam. Untuk menyantapnya, saya juga harus menunggu dengan sabar.Karena sebelum sampai ke ayam pengemis, pramusaji harus mengiris roti terlebih dahulu, kemudian, membuka alumunium foil dan lapisan-lapisan lainnya hingga sampai ke masakan yang sesungguhnya, si pengemis.

Sementara pramusaji asyik membuka lembaran demi lembaran itu tadi, aroma khas rempah-rempah China singgah di hidung saya. Harum, Perlahan, terlihat jamur hitam, ke ci, penyedap daging ayam yang berwarna coklat pucat. Juga terlihat kuah hasil panggangan ayam dan rempah-rempahnya.

Ayamnya terasa lembut dengan aroma harum yang menyertainya. Kuahnya juga sedap, tida k terlalu manis dan gurih. Kalau dibandingkan dengan masakan Indonesia, saya jadi teringat ayam semur. Yah, serupa tetapi tak sama.

Kisah Ayam Pengemis

Sejarah ayam pengemis juga menarik untuk ditelusuri. Suatu hari, seorang pengemis di China sedang asyik membakar ayam yang ia curi dan dibungkus dalam tanah liat.

Aroma kelezatannya tercium oleh dua orang pengawal Kaisar yang memang sedang mencari makanan untuk tuannya.

Saat itu, Kaisar sedang berjalan-jalan secara rahasia. Di tengah perjalanannya, ia merasa lapar dan meminta pengawalnya untuk mencari makanan. Akhirnya, sang pengawal pun membeli masakan dari si pengemis itu. Namanya, Ayam Pengemis.

Setelah itu, ayam dalam bongkahan tanah liat diserahkan kepada Kaisar. Ternyata, kaisar sangat menyukai masakan si pengemis itu. Lalu, ia bertanya apa nama masakan tadi dan dijawab oleh pengawal, Ayam Kemakmuran.

Sang Kaisar lalu meminta para pengawalnya untuk mencari resep agar bisa memakan masakan serupa di Istana. Tetapi, sayang, ketika pengawal kembali ke tempat mereka membeli, si pengemis telah pergi.

Dengan perasaan was-was, akhirnya pengawal mengaku kalau sebenarnya, masakan itu bernama ayam pengemis, bukan ayam kemakmuran. Mereka juga tidak mampu menemukan resepnya. Mendengar hal itu, sang kaisar tidak marah. Sebaliknya, ia tertawa ketika menyadari dirinya telah menyantap masakan pengemis.

Akhirnya, ia pun memanggil koki istana, menceritakan detil masakan yang ia santap dan meminta dibuatkan menu yang sama. Jadilah menu yang mirip dengan menu yang ia temukan di jalanan. Hanya saja, di istana dikenal dengan sebutan Ayam Kemakmuran (Prosperous Chicken). Resep ini kemudian diwariskan secara turun-temurun dan dapat dijumpai di beberapa restorang China Kanton.

Di Shang Palace, karena pembuatannya cukup rumit. maka pengunjung harus memesan terlebih dahulu dua hari sebelumya untuk dapat menikmatinya.

Begitulah, kisah ayam pengemis, dari jalanan menuju istana....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar