Minggu, 13 Desember 2009

Nikmatnya Begor 'Warung Berseri'

Senin, 07/12/2009 16:19 WIB

Alvijanti R - detikFood

Jakarta - Nama: Alvijanti R.
Email: alvijanti.r@gmail.com

Hidangan bebek memang sudah semakin populer dan mudah dicari. Salah satunya adalah 'Warung Berseri' ini. Bebeknya disajikan ala penyet dengan colekan sambal yang pedas mengigit. Dijamin membuat wajah turut berseri-seri setelah menikmatinya!

Lelah dan lapar setelah tuntas rapat di kantor jam 21.00 malam, saya memutuskan mampir ke Bendungan Hilir (Benhil) untuk mengisi perut sebelum pulang. Sederhana saja alasannya, karena di Benhil tersedia aneka pilihan makanan dengan harga beragam. Awalnya berniat makan di RM Surya, sayangnya begitu sampai di sana para pelayan malah sedang membereskan display makanan alias mau tutup.

Kecewa jelas, apalagi perut semakin memberontak minta diisi meskipun sejujurnya selera makan mulai menurun karena telah lewat jam makan malam. Langsung balik badan, menatap di seberang jalan ada warung kaki lima yang menjajakan pecel lele, ayam dan sebagainya.

Tanpa berpikir lagi, saya bergegas ke sana, mencari tempat duduk dan memesan nasi, paha bebek plus tahu goreng dan segelas jeruk panas. Sambil menunggu, saya mengudap sebungkus krupuk bawang warna-warni yang teksturnya sedikit bantat (favorit banget nih).



Malam semakin larut, namun pengunjung terus berdatangan memesan menu ini dan itu. Baru menghabiskan setengah bungkus krupuk pesanan pun datang. Bebek dan tahu goreng disajikan ala penyet di atas sambal dalam cobek tanah liat, dilengkapi dengan lalap daun kemangi, kol, dan tiga iris ketimun. Tentunya bersama nasi putih bertabur bawang goreng. Benar-benar tampilan khas warung pecel lele di mana-mana.

Setelah menyeruput jeruk panas, perlahan saya mulai mencuil si bebek. Aduh, ternyata panas banget. Terpaksa diganti dulu dengan tahu goreng yang langsung dicolek dengan sambal. Tahunya empuk dan gurih, mirip dengan tahu yun yi dari Bandung. Sambalnya enak, perpaduan cabe rawit merah, bawang dan tomat yang digoreng sebentar, dicampur dengan kemiri dan terasi dan baru diulek saat pesanan tiba. Rasanya pedas dan segar karena asam tomat yang samar.

Usai menghabiskan tahu, barulah saya kembali menjelajah bebek goreng. Berukuran cukup besar, digoreng kering dan tidak berminyak, tetapi bagian dalam masih lembab. Sepertinya menggunakan bebek setengah tua, bukan apkiran. Yang membahagiakan saya karena bebek ini tidak dipresto, sehingga masih menyisakan kekenyalan daging bebek yang khas. Terus terang, saya memang tidak terlalu suka dengan masakan daging unggas yang presto. Meskipun waktu masak jauh lebih singkat, tapi rasa dan tekstur makanan menjadi kurang mantap.

Back to bebek. Dengan bumbu yang meresap ke daging rasanya memang sesuai selera saya, gurih karena bumbu minimalis, ketumbar dan sereh. Soalnya bau amis bebek? Lupakan deh, tidak tercium sama sekali. Perlahan tapi pasti, saya menghabiskan seporsi bebek goreng dengan nikmat, menandaskan daging dan sambal sampai tidak bersisa lagi.

Kini yang tertinggal hanyalah perut kenyang dan rasa kantuk mulai menjelang. Terkejut mendengar harga yang harus dibayar, hanya Rp 15.000,- untuk seporsi nasi bebek goreng, Rp 3.000,- segelas jeruk panas dan Rp 1.000,- masing-masing untuk tahu goreng dan krupuk bawang.

Sejak malam itu, tempat ini menjadi salah satu top list makanan favorit saya. 'Warung Berseri' namanya, entah apa maksudnya, mungkin berharap setiap pengunjung akan selalu berseri-seri setelah menikmati makanan yang enak dengan harga yang terjangkau.

Warung ini mulai jam 18.00 WIB, waktu yang tepat untuk makan di sini adalah setelah jam 20.30 WIB. Pastinya karena saat itu arus kendaraan di Jl. Benhil Raya mulai menurun, sehingga polusi asap kendaraan tidak terlalu mengganggu kenyamanan pengunjung.

Warung Berseri
Jl. Benhil Raya
Jakarta
Jam Buka: Mulai pukul 18.00

(dev/Odi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar