Minggu, 22 November 2009

Kemeripik Laba Bebek Kremes

Kamis, 14 Mei 2009 | 11:06 WIB


KOMPAS.com — Pernahkah mengudap bebek kremes? Rasanya... yummy. Bagi pebisnisnya, laba dari bebek kremes juga tak kalah nikmatnya. Buktinya adalah Samsianata.

Bermula dari iseng, tahun 2006, Samsianata membuka rumah makan dengan menu andalan bebek goreng. Agar tak sama dengan kedai menu bebek lainnya, Sam, panggilan akrab Samsianata, menyajikan menu bebek yang berbeda. "Sagu membalut daging bebek pakai tepung sehingga jadi kremes," katanya.


Selain itu, Sam juga menggunakan rempah-rempah asli Indonesia. "Sehingga dagingnya empuk dan tidak bau amis," klaim Sam yang menamakan usahanya: Bebek Kremes Wong Jojga.

Saat ini di gerai Bebek Kremes Wong Jogja tersedia 19 menu makanan dan tujuh menu minuman. Andalannya, tentu saja menu bebek. Selain bebek, ada juga tahu, tempe, ayam, baknmi, dan sebagainya. Tapi, kebanyakan menu tadi disajikan dengan balutan kremes alias tepung yang menjadi ciri khas Sam. Menu minuman andalannya adalah wedang wayang, yakni campuran berbagai rempah dengan krim.

Sam mengaku, produk makanan buatannya laris manis diserbu pembeli. Karena itu, pada April 2008 Sam menawarkan kemitraan Bebek Kremes Wong Jogja. Tawaran kemitraan itu cukup laku. Buktinya, baru setahun sejak ditawarkan dia sudah berhasil menjaring 18 mitra yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Depok, Bandung, Yogyakarta, dan Medan.

Cukup Rp 50 juta

Sam menetapkan beberapa persyaratan bagi yang berminat menjadi mitranya. Pertama, investasi awal Rp 50 juta untuk kerja sama 10 tahun.

Kedua, talon mitra harus menyediakan tempat usaha dengan luas minimal 100 meter persegi dan lahan parkir yang mampu menampung minimal lima mobil. Khusus yang mengambil lokasi di mal, si mitra bisa menempati ruangan dengan luas 20 meter persegi. Oh ya, tempat usaha tersebut juga harus memiliki kamar mandi.

Dengan menyetor investasi awal tadi, si mitra akan mendapat perlengkapan promosi berupa brosur dan spanduk. "Ada juga promosi lokal dan nasional selama seminggu pertama pembukaan," jelas Sam.

Tidak ketinggalan, Sam juga memberi pelatihan bagi 15 karyawan mitra. Terakhir, Sam akan memberi paket perdana senilai Rp 2 juta sebagai alat promosi saat pembukaan perdana, berupa paket makanan dan minuman lengkap.

Agak berbeda dari kebanyakan tawaran kemitraan, Sam tidak mengharuskan mitra membeli bahan baku kepadanya. Si mitra bisa membeli sendiri semua kebutuhan usaha. "Karena saya membuka semua rahasia dapur termasuk bumbunya," ajar Sam.

Sam juga tak mematok uang royalti. Hanya, ketika mitra berniat meneruskan kerja sama, Sam memungut Rp 25 juta sebagai biaya perpanjangan. Sam menjanjikan mitra balik modal dalam 24 bulan. Itu dengan asumsi pendapatan kotor Rp 1,5 juta per hari.

Yenny, mitra Bebek Kremes Wong Jogja di Bekasi sejak tahun 2006, mengaku bisa mencapai target itu karena setiap hari bisa meraup pendapatan Rp 4 juta hingga Rp 6 juta. "Laba bersihnya sekitar 30 persen," beber Yenni.

Yenni memperoleh laba sebesar itu setelah dia mengurangi omzetnya dengan berbagai biaya, yakni biaya bahan baku sebesar 30 persen, sewa tempat sebesar Rp 70 juta, biaya gaji pegawai, dan berbagai biaya lainnya. (Dessy Rosalina/Kontan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar