Jumat, 20 November 2009

Warung Bebek Marak, Peternak Kesulitan Bibit

Selasa, 12 Mei 2009 | 20:53 WIB

TEGAL, KOMPAS.com — Sejumlah peternak itik di Kota Tegal kesulitan mendapatkan, baik bibit itik atau day old duck (DOD) maupun itik bayah (itik berusia 5,5 bulan yang sudah siap bertelur). Hal tersebut akibat terbatasnya petani pembibit maupun penetas itik. Selain itu, permintaan DOD juga terus meningkat akibat meningkatnya permintaan itik pedaging oleh sejumlah rumah makan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ternak Itik Purwadiwangsa Kota Tegal Bambang Haryo Wicaksono, Selasa (12/5), mengatakan, sebenarnya saat ini para peternak itik di Tegal sudah mulai bangkit kembali. Mereka mulai memelihara bibit baru, setelah pada puncak musim penghujan lalu sebagian terpaksa menutup usaha untuk sementara.

Pada musim penghujan, produktivitas itik sangat rendah sehingga banyak peternak merugi. Dari 358 peternak yang tergabung dalam Gapoktan Ternak Itik Purwadiwangsa, saat itu sekitar 30 persen menghentikan usaha.

Memasuki musim kemarau, mereka mulai memelihara itik kembali, berupa DOD atau itik bayah. Namun, para peternak kesulitan mendapatkannya sehingga harus memesan sekitar satu bulan sebelumnya. "Penetas dan pembibit sangat minim, di Tegal tidak ada. Biasanya peternak mendapatkannya dari Pati, Cirebon, dan Indramayu," ujarnya.

Selain itu, harga DOD maupun itik bayah juga naik. Dalam satu bulan terakhir, harga DOD jantan naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 per ekor, harga DOD betina naik dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000 per ekor, dan harga itik bayah naik dari Rp 32.000 menjadi Rp 37.000 per ekor.

Menurut Bambang, selain karena sedikitnya jumlah peternak pembibit, kondisi tersebut juga akibat tingginya permintaan DOD. Selain berasal dari peternak itik yang ditelurkan, permintaan juga berasal dari peternak yang sekadar memelihara itik untuk dijadikan itik pedaging. Biasanya, DOD yang dipelihara sebagai itik pedaging merupakan DOD jantan.

Bambang mengatakan, munculnya para peternak itik pedaging merupakan imbas tingginya permintaan daging itik dari sejumlah rumah makan. "Pasalnya sejak setahun lalu, banyak bermunculan rumah makan yang menyediakan olahan daging itik. Permintaan itik afkir (itik yang sudah tidak produktif) juga sangat banyak," katanya.

WIE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar